Nasional, Batu -Tokoh dari lintas iman di Kota Batu, Jawa Timur merasa kehilangan atas wafatnya Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Kiai Haji Hasyim Muzadi. Salah satunya Romo Michael Agung, pimpinan Gereja Paroki Gembala Baik Kota Batu. "Kiai Hasyim Muzadi sebenarnya bukan hanya milik Nahdlatul Ulama dan umat Islam, tetapi milik bangsa," kata Romo Mochael, Jumat 17 Maret 2017.

Bagi pemuka agama Katolik, kata dia, Hasyim Muzadi adalah tokoh besar dan seorang negarawan. "Dia mengerti dengan baik siapa dan bagaimana orang Indonesia harus tumbuh dan berkembang di negaranya sendiri," ujarnya.



Keberagaman, kata Romo Michael, menjadi alasan utama untuk saling menghormati dan menghargai. Termasuk harus bekerjasama untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras dan golongan. "Kecintaan terhadap filosofi Pancasila menjadikan beliau selalu sebagai pembela kaum minoritas," ujarnya.

Peranan Kiai Hasyim, kata Michael, dirasakan saat Gereja Katolik Keuskupan Malang di Situbondo dibakar massa pada 1996. Menurutnya, Hasyim yang kala itu membela dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi umat Katolik di Situbondo. "Kiai Haji Hasyim Muzadi meyakinkan peristiwa itu bukan karena faktor perbedaan keyakinan," katanya.



Sikap Hasyim itu membuat umat Katolik merasa nyaman dan memiliki kekuatan untuk menjaga kebangsaan dan persatuan. "Menjadikan kita berani untuk megang teguh membangun persaudaraan sejati lintas agama dan suku," ujarnya.

Untuk mendoakan kepergian Hasyim, umat Katolik menggelar misa di gereja setempat pada Kamis malam, 16 Maret 2017. Sebelum misa dan doa bersama, mereka memutar video perjalanan hidup bekas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

EKO WIDIANTO