Nasional, Malang--Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah merasa kehilangan atas berpulangnya KH Hasyim Muzadi.

Sebagai salah satu ulama dan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, kata Gus Sholah,  Kiai Hasyim Muzadi telah turut membangun organisasi kemasyarakatan terbesar di tanah air itu.

"Kita kehilangan tokoh besar, khususnya NU, umat Islam dan rakyat Indonesia. Insyaallah khusnul khatimah," ujar Gus Sholah saat melayat ke rumah duka, Pesantren Al-Hikam, Jalan Cengger Ayam 14, Kota Malang, Kamis 16 Maret 2017.

Menurut Gus Sholah, tugas generasi berikutnya adalah melanjutkan perjuangan yang telah dirintis Kiai Hasyim. Selama Hasyim sakit, Gus Solah belum sempat menjenguk. Sehingga dia tak sempat berkomunikasi dengan intens menjelang Hasyim berpulang. "Kiai Hasyim tokoh besar yang dihormati umat," katanya.

Sepeninggal Kiai Hasyim, katanya, NU harus memperhatikan masalah bangsa secara luas. Selain itu juga harus menempatkan posisi sebagai organisasi besar yang tak boleh berpihak. "Berdiri di semua golongan," kata adik kandung mendiang Gus Dur itu.

Sampai akhir hayat, kata Gus Sholah, Kiai Hasyim terus memikirkan bangsa dan negara. Jenazah Kiai Hasyim disalatkan secara bergelombang. Sebanyak 25 jemaah salat jenazah dilakukan untuk memberi penghormatan terakhir.

Jenazah bakal dimakamkan di Pesantren Al Hikam, Depok, Jawa Barat. Keberangkatan jenazah dilakukan dengan upacara militer.

EKO WIDIANTO