Sabtu, 31 Desember 2016
Nabi Dan Rasul
Fenomena Sumur Nabi Yusuf
Kebanyakan orang mungkin pernah
tahu atau setidaknya mendengar
kata sumur. Jika kita rajin
memerhatikan fenomena sumur
secara seksama maka akan
ditemukan hal menarik yang
membalikan logika materialistik.
Logika materialistik menyatakan
bahwa sesuatu yang dibagikan
atau diambil jumlahnya akan
berkurang dan menyusut.
Namun, fenomena sumur berbicara
lain. Semakin sering diambil
airnya maka sebuah sumur akan
kian bertambah dan bersih airnya.
Contoh yang paling mencolok
terjadi pada sumur zamzam.
Sumur ini umurnya sudah ribuan
tahun, airnya diambil tidak henti-
henti, bahkan sekarang diekspor
ke mancanegara. Bukannya habis,
air zamzam malah semakin
banyak, bergizi, dan berenergi.
Fenomena yang sama terjadi juga
pada sumur-sumur yang berada di
kampung kita. Pada musim
kemarau, sumur yang digunakan
oleh orang sekampung airnya
sering terlihat semakin banyak
dan jernih. Sedangkan, sumur yang
airnya diambil oleh beberapa orang
biasanya airnya menyusut bahkan
kering. Memang terlihat aneh, tapi
itulah faktanya.
Fenomena sumur di atas sejalan
dengan prinsip berbagi dalan
ajaran Islam. Menurut Islam, harta
seseorang tidak akan berkurang
karena berbagi. Malah secara
kualitas akan semakin bertambah.
Ada tiga istilah pokok dalam
Alquran yang merujuk pada
berbagi, yakni infak, zakat, dan
sedakah.
Infak berasal dari kata nafaqa yang
berarti keluar. Berinfak berarti
mengeluarkan sesuatu (harta) baik
di jalan kebaikan (QS Ali Imran [5]:
134) maupun jalan keburukan (QS
al-Anfal: 36).
Allah SWT menjanjikan balasan
yang berlipat ganda bagi orang
yang berinfak di jalan kebaikan
sebagaimana firman-Nya,
"Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah. Adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir:
seratus biji, Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui." (QS al-
Baqarah [2]: 261).
Zakat secara bahasa berarti bersih
dan tumbuh. Ketika kita berzakat
pada hakikatnya sedang
membersihkan harta dari hak
orang lain. Dan di atas harta yang
bersih akan tumbuh berbagai
macam kebaikan. Salah satunya
adalah ketenangan jiwa
sebagaimana dijelaskan oleh
firman Allah SWT, "Ambillah zakat
dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan
mereka, dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha
Mengetahui." (QS at-Taubah: 103).
Sedangkan sedekah berasal dari
kata shidq yang berarti jujur dan
benar. Ketika seseorang
bersedekah pada hakikatnya ia
sedang membuktikan kebenaran
imannya.
Sedekah juga seakar dengan kata
shadieq yang berarti kawan atau
teman. Jadi, sedekah berarti setiap
pemberian yang melahirkan
persaudaraan dalam bentuk
kedekatan jiwa dan raga antara
pemberi dan yang diberi. Oleh
karena itu, sedekah tidak hanya
sebatas berbagi harta, tetapi juga
dapat berbagi kebaikan lainnya,
seperti berbagi senyum, berbagi
maaf, atau menyingkirkan duri dari
jalanan.
Mengenai tidak akan berkurangnya
harta karena sedekah ditegaskan
oleh sabda Nabi SAW, "Tidak akan
berkurang harta yang
disedekahkan kecuali bertambah...
bertambah... bertambah." ( HR at-
Tirmidzi). "Sedekah tidaklah
mengurangi harta. Tidaklah Allah
menambahkan kepada seorang
hamba sifat pemaaf melainkan
akan semakin memuliakan dirinya.
Dan juga tidaklah seseorang
memiliki sifat tawadhu (rendah
hati) karena Allah melainkan Allah
akan meninggikannya." (HR
Muslim). Wallahu a'lam, Baca Juga Sosialmedia
0 Response to "Fenomena Sumur Nabi Yusuf"
Posting Komentar