Selasa, 27 Desember 2016
info islam
Waspada dengan Finhash-Finhash Zaman Sekarang
DAHULU, di zaman Nabi Muhammad, ada seorang lelaki yang bernama Finhash. Orang ini adalah salah satu tokoh intelektual kaum Yahudi yang didengarkan ucapannya dan menjadi panutan.
Suatu hari, Abu Bakar menasehatinya
agar masuk Islam, namun secara
kurangajar dia merespon dengan kata-
kata yang ringkasnya kira-kira seperti
ini, Hai Abu Bakar, tuhanmu itu dalam
Alquran itu kan bilang mau pinjam
uang kepada orang-orang beriman.
Kalau dia pinjam uang, berarti dia
miskin dong. Orang ini memaksudkan ayat dalam Alquran yang berbunyi, "Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah),
maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat
ganda yang banyak?" (QS Al-Baqarah:
245) Ayat yang sebenarnya sangat jelas
dalam cita rasa bahasa Arab dengan
kualitas sastra tinggi bermakna
anjuran berinfak di jalan Allah (ini
bahasa majasi/metafor yang sudah
biasa diulas sangat bagus oleh ulama-
ulama tafsir) kemudian diputar
balikkan maknanya dengan tujuan
yang busuk. Memutar balikkan kata-kata! Inilah sifat Finhash. Kekurangajaran Finhash
ini sampai diabadikan dalam Alquran,
"Sesungguhnya Allah telah mendengar
perkatan orang-orang yang
mengatakan: 'Sesunguhnya Allah
miskin dan kami kaya'. Aku akan
mencatat perkataan mereka itu dan
perbuatan mereka membunuh nabi-
nabi tanpa alasan yang benar, dan Aku
akan mengatakan (kepada mereka):
'Rasakanlah olehmu azab yang
membakar'." (QS Ali Imran: 181)
Rupanya, kecenderungan menyimpang
dalam dien seperti Finhash ini di
zaman sekarang pelan-pelan banyak
menginfeksi orang. Secara tidak
sadar, mulai banyak yang terjangkiti
finhashiyyah, dan celakanya yang
terkena justru banyak kalangan yang
dianggap kaum intelektual dan tokoh.
Yang jadi korban selalu orang awam.
Contoh ungkapan memutar balikkan
kata-kata: Tuhan tidak perlu dibela, karena Dia Maha Kuasa. Bukankah Dia Raja alam semesta? Islam tidak perlu dibela, karena sudah mulia. Islam itu rusak karena pemeluknya
Nabi Muhammad tidak perlu dibela,
beliau sudah mulia. Penghinaan tidak
mengurangi keagungan beliau dsb
Sungguh, ungkapan di atas adalah
pemutar balikan kata-kata. Akrobat
intelektual. Mirip seperti cara
argumentasi slengekan ketika orang
mengatakan: Istri orang, sebenarnya adalah istri kita juga, Karena kita adalah orang Orang yang berpengetahuan akan
mudah mengidentifikasi kebatilan
ucapan tersebut, namun orang awam
bisa jadi ada yang terfitnah. Orang
beriman membela Allah itu jangan
dibayangkan bahwa yang dibela
adalah lemah sehingga butuh
perlindungan. Membela Allah adalah
bahasa metafor, maknanya adalah
tidak terima penghinaan terhadap
Allah, dan itu adalah bukti cinta. Allah
tidak menuntut kita melindungi-Nya,
tetapi menuntut kita menyembah-Nya.
Aksi terpenting penyembahan kepada-
Nya adalah menjadikan puncak cinta
hanya kepada-Nya. Adalah cinta palsu
jika diam saja ketika yang dicintai
dihinakan. Membela Islam itu jangan
dibayangkan islam seperti makhluk
hina yang perlu dilindungi. Membela
islam adalah bahasa metafor.
Maknanya menjalankan perintah Allah
sebagai bentuk ketaatan untuk
meninggikan kalimat-Nya. Membela
Nabi Muhammad itu bukan karena
dengan penghinaan maka keagungan
beliau menjadi berkurang. Menjaga
kehormatan Nabi Muhammad adalah
tuntutan iman dan konsekuensi cinta
kepada Allah. Dusta besar jika ada
orang yang mengaku cinta Allah, tetapi
tidak cinta kepada nabi Muhammad.
Bahasa majasi dalam Alquran itu
banyak. Untuk memahaminya perlu
bahasa Arab yang cukup, ilmu
balaghoh, pengetahuan syair
jahiliyyah, dan penjelasan ulama yang
otoritatif. Contoh ayat yang sering
didengar: "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad: 7)
Betapa rusaknya jika ayat ini
dipahami bahwa Allah itu lemah
sehingga perlu ditolong. Memutar
balikkan kata-kata adalah sunahnya
kaum Yahudi. Firman Allah dalam
Alquran, mereka mengubah kalimat-
kalimat dari tempatnya. (QS An-Nisa':
46) Waspada dengan Finhash-Finhash
zaman sekarang. Jika ada tokoh yang
dikagumi, atau kaum intelek yang
didengarkan ucapannya namun
memiliki kecenderungan finhashiyyah,
segera saja ditinggalkan. Ganti
panutan. Agar tidak salah jalan.
Wallahualam.
0 Response to "Waspada dengan Finhash-Finhash Zaman Sekarang"
Posting Komentar