JIKA istri yang menolak ajakan suami berjimak akan dilaknat malaikat
sampai pagi. Bagaimana jika suami
yang menolak ajakan istri untuk
berjimak. Apakah juga dilaknat? Dan
bolehkah istri meminta suaminya
untuk berjimak?
Menurut Ustaz Ammi Nur Baits, tidak
pernah dijumpai adanya riwayat
bahwa seorang suami akan dilaknat
Malaikat karena tidak mau memenuhi
ajakan istrinya untuk melakukan
hubungan badan. Hanya saja, jika
penolakan suami ini sampai pada taraf
menelantarkan hak istri yang menjadi
kewajibannya, maka suami berdosa,
karena dia menzalimi istrinya.
Misalnya karena alasan bosan atau
malas, dia tidak pernah berhubungan
badan dengan istrinya.
Allah perintahkan kepada suami untuk
mempergauli istrinya dengan baik.
Dengan memenuhi setiap
kebutuhannya, baik nafkah lahir, dan
tentu saja nafkah bathin. Semua lelaki
memahami, wanita juga ingin
mendapatkan kenikmatan batin
bersama suaminya. Allah berfirman,
"Wanita punya hak (yang harus
ditunaikan suaminya sesuai ukuran
kelayakan), sebagaimana dia juga
punya kewajiban (yang harus dia
tunaikan untuk suaminya)." (QS. al-
Baqarah: 228)
Karena itulah, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam mengingatkan
beberapa sahabatnya yang waktunya
hanya habis beribadah, sehingga tidak
pernah menjamah istrinya. Aisyah
bercerita, Saya pernah menemui
Khoulah bintu Hakim, istrinya Utsman
bin Madzun. Nabi shallallahu alaihi
wa sallam melihat Khoulah
suasananya kusam, seperti tidak
pernah merawat dirinya. Beliaupun
bertanya kepada Aisyah,
Wahai Aisyah, Khoulah kok kusut
kusam ada apa?
Jawab Aisyah, Ya Rasulullah, wanita
ini punya suami, yang setiap hari
puasa, dan tiap malam tahajud. Dia
seperti wanita yang tidak bersuami.
Makanya dia tidak pernah merawat
dirinya.
Kemudian Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam menyuruh seseorang
untuk memanggil Utsman bin Madzun.
Ketika beliau datang, Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam memberi
nasihat, Wahai Utsman, kamu
membenci sunahku?
Tidak Ya Rasulullah. Bahkan aku
selalu mencari sunah anda.
Kalau begitu, aku tidur dan aku salat
tahajud, aku puasa dan kadang tidak
puasa. Dan aku menikah dengan
wanita. Wahai Utsman, bertakwalah
kepada Allah. Karena istrimu punya
hak yang harus kau penuhi. Tamumu
juga punya hak yang harus kau
penuhi. Dirimu punya hak yang harus
kau penuhi. Silahkan puasa, dan
kadang tidak puasa. Silahkan tahajud,
tapi juga harus tidur. (HR. Ahmad
26308 dan dihasankan Syuaib al-
Arnauth).
Pesan ini juga pernah disampaikan
Salman kepada Abu Darda, karena
beliau tidak pernah tidur dengan
istrinya, "Sesungguhnya dirimu punya
hak yang harus kau tunaikan. Tamumu
punya hak yang harus kau tunaikan.
Istrimu punya hak yang harus kau
tunaikan. Berikan hak kepada masing-
masing sesuai porsinya."
Pernyataan Salman ini dibenarkan
oleh Nabi shallallahu alaihi wa
sallam. (HR. Turmudzi 2413 dan
dishahihkan al-Albani).
[baca lanjutan: Ini Cara Raih Pahala
Meski Tak Bernafsu saat Jimak]
0 Response to "Dosakah Aku Memaksa Suami untuk Memenuhi Berahiku"
Posting Komentar