Selasa, 27 Desember 2016
Sahabat Nabi
Ummu Kultsum binti Uqbah, Dinikahi 4 Sahabat Rasul
KETIKA cahaya Islam bersinar di
jazirah Arab, keyakinan kepada Allah
merasuki relung hatinya. Ia beriman
kepada Allah dan RasulNya dan
kehidupannya disinari petunjuk dan
ketakwaaan. Ayahnya seorang yang
sangat memusuhi Islam. Ummu
Kultsum menyembunyikan
keislamannya. Dan ketika Rasulullah
bersama para sahabat hijrah ke
Madinah, ia merindukan kehadiran
kaum muslimin dan majelis-majelis
iman. Maka ia bertekad untuk hijrah
ke Madinah dan dengan sembunyi-
sembunyi ia mempersiapkan
perjalanan menuju Madinah.
Ummu Kultsum menceritakan
perjalanan hijrahnya: sesungguhnya ia
mulai meninggalkan kampung dan
tinggal 3 atau 4 malam di pinggiran
Tan'im. Hingga ia benar-benar
membukatkan tekad untuk berhijrah.
Di perjalanan ia bertemu dengan
seseorang dari Bani Khuza'ah yang
bertanya: "Hendak pergi kemana
wahai hamba Allah?" Ketika ia tahu
bahwa yang bertanya adalah seorang
Khuza'qh dan Khuza'ah terikat
pernanjian dengan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam, ia
menjawab: "Aku seorang perempuan
Quraisy yang ingin menyusul
Rasulullah ke Madinah."
Lelaki Khuza'ah itu kemudian
membawakan seekor unta, didudukan
dihadapannya dan mempersilakannya
untuk naik. Lelaki itu bersumpah
untuk tidak berbicara kepadanya
hingga sampai di Madinah.
Sesampainya di Madinah ia menemui
Ummul Mu'minin Ummu Salamah
yang bertanya kepadanya : "Apakah
engkau berhijrah untuk Allah dan
RasulNya." Ummu Kultsum menjawab:
"Ya, akan tetapi aku takut Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam
mengembalikan aku kepada orang-
orang Quraisy sebagaimana beliau
mengembalikan Abu Jandal dan Abu
Bashir." Ketika memasuki rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyambutnya. Ummu Kultsum
berkata: "Sesungguhnya aku lari
menujumu untuk menyelamatkan
agamaku. Maka lindungilah aku dan
jangan kau kembalikan aku kepada
mereka. Mereka akan menyiksaku dan
aku bukan orang yang sabar
menghadapinya. Sesungguhnya aku
seorang perempuan yang lemah."
Maka Allah menurunkan surat Al-
mumtahanah ayat 10.
"Wahai orang-orang yang beriman!
Apabila perempuan-perempuan
mukmin datang berhijrah kepadamu,
maka hendaklah kamu uji (keimanan)
mereka. Allah lebih mengetahui
tentang keimanan mereka; jika kamu
telah mengetahui bahwa mereka
(benar-benar) beriman maka
janganlah kamu kembalikan mereka
kepada orang-orang kafir (suami-
suami mereka). Mereka tidak halal
bagi orang-orang kafir itu dan orang-
orang kafir itu tidak halal bagi mereka.
Dan berikanlah kepada (suami)
mereka mahar yang telah mereka
berikan. Dan tidak ada dosa bagimu
menikahi mereka apabila kamu
bayarkan kepada mereka maharnya.
Dan janganlah kamu tetap berpegang
pada tali (pernikahan) dengan
perempuan-perempuan kafir; dan
hendaklah kamu minta kembali mahar
yang telah kamu berikan; dan (jika
suaminya tetap kafir) biarkan mereka
meminta kembali mahar yang telah
mereka bayarkan (kepada mantan
istrinya yang telah beriman).
Demikianlah hukum Allah yang
ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana" (QS Al Mumtahanah: 10)
Al Walid dan Ammaroh dua saudara
kandung Ummu Kultsum, kemudian
menyusul ke Madinah untuk bertemu
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Mereka berkata: "Ya
Muhammad, apakah engkau
melanggar perjanjian antara engkau
dan kami?" Rasulullah menjawab:
"Allah telah membatalkan perjanjian
itu dengan apa yang telah Ia ajarkan
kepada kita tentang perempuan." Dan
kedua saudara Ummu Kultsum itu pun
pergi meninggalkannya di Madinah.
Hari berlalu dan Zubair bin Awwam,
Zaid bin Haritsah, Abdurrahman bin
Auf, Amr bin Ash hadir untuk melamar
Ummu Kultsum. Ia bingung, siapa
yang harus ia pilih diantara sahabat-
sahabat mulia ini? Ia pun menemui
saudara seibunya yaitu Utsman bin
Affan untuk bermusyawarah. Utsman
menyarankan agar ia bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan memilihkan baginya.
Maka Rasulullah menikahkannya
dengan Zaid bin Haritsah dan lahirlah
dari pernikahan itu Zaid bin Zaid dan
Ruqoyyah. Keduanya wafat saat masih
anak-anak. Kemudian Zaid
menceraikannya dan ia menikah
dengan Zubair bin Awwam. Dari
pernikahan ini lahirlah seorang anak
yaitu Zainab. Zubair bin Awwam saat itu dikenalsangat keras terhadap perempuan. Ummu Kultsum tidak menyukai perangainya dan meminta talak akan tetapi Zubair menolak. Suatu hari ia merajuk kepadanya di bulan terakhir kandungannya. Maka Zubair
mentalaknya dan iapun melahirkan.
Zubair sempat mengadu kepada
Rasulullah dan menginginkan untuk
tidak menceraikannya. Dan Rasulullah
menjelaskan ia harus memulainya dari
awal dengan kembali melamarnya.
Akan tetapi Ummu Kultsum tidak
menghendaki untuk kembali
kepadanya. Kemudian Abdurrahman
bin Auf menikahinya dan ia hidup
bahagia bersamanya. Dari pernikahan
ini lahir Ibrahim dan Humaidan.
Hingga Abdurrahman bin Auf wafat, ia
kemudian dinikahi oleh Amr bin Ash
dan terus hidup bersamanya sampai
akhir hayatnya.
Ummu Kultsum meriwayatkan hadis
dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam: "Bukanlah pendusta ia yang
memperbaiki hubungan antara sesama
dengan mengatakan yang baik-baik
saja." Ibrahim dan Humaidan kedua
putranya meriwayatkan hadis ini.
Diriwayatkan bahwa para muslimah
menemuinya dan meminta nasihat
darinya. Maka Ummu Kultsum binti
Uqbah mengatakan: "Sesungguhnya
hubungan antaramu dengan suamimu
harus berdasarkan cinta dan kasih
sayang yang dengannya hati kalian
berdua bersatu. Dengannya ruh kalian
berpadu. Hingga masing-masing
kalian menjadi tempat menyimpan
rahasia pasangannya dan menjadi
penguat dalam kesulitan dan berbagai
masalah." Wallahu a'lam bish showab.
0 Response to "Ummu Kultsum binti Uqbah, Dinikahi 4 Sahabat Rasul"
Posting Komentar