Ummu Kultsum binti Uqbah, Dinikahi 4 Sahabat Rasul

KETIKA cahaya Islam bersinar di jazirah Arab, keyakinan kepada Allah merasuki relung hatinya. Ia beriman kepada Allah dan RasulNya dan kehidupannya disinari petunjuk dan ketakwaaan. Ayahnya seorang yang sangat memusuhi Islam. Ummu Kultsum menyembunyikan keislamannya. Dan ketika Rasulullah bersama para sahabat hijrah ke Madinah, ia merindukan kehadiran kaum muslimin dan majelis-majelis iman. Maka ia bertekad untuk hijrah ke Madinah dan dengan sembunyi- sembunyi ia mempersiapkan perjalanan menuju Madinah.

Ummu Kultsum menceritakan perjalanan hijrahnya: sesungguhnya ia mulai meninggalkan kampung dan tinggal 3 atau 4 malam di pinggiran Tan'im. Hingga ia benar-benar membukatkan tekad untuk berhijrah. Di perjalanan ia bertemu dengan seseorang dari Bani Khuza'ah yang bertanya: "Hendak pergi kemana wahai hamba Allah?" Ketika ia tahu bahwa yang bertanya adalah seorang Khuza'qh dan Khuza'ah terikat pernanjian dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia menjawab: "Aku seorang perempuan Quraisy yang ingin menyusul Rasulullah ke Madinah." Lelaki Khuza'ah itu kemudian membawakan seekor unta, didudukan dihadapannya dan mempersilakannya untuk naik. Lelaki itu bersumpah untuk tidak berbicara kepadanya hingga sampai di Madinah. Sesampainya di Madinah ia menemui Ummul Mu'minin Ummu Salamah yang bertanya kepadanya : "Apakah engkau berhijrah untuk Allah dan RasulNya." Ummu Kultsum menjawab: "Ya, akan tetapi aku takut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan aku kepada orang- orang Quraisy sebagaimana beliau mengembalikan Abu Jandal dan Abu Bashir." Ketika memasuki rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyambutnya. Ummu Kultsum berkata: "Sesungguhnya aku lari menujumu untuk menyelamatkan agamaku. Maka lindungilah aku dan jangan kau kembalikan aku kepada mereka. Mereka akan menyiksaku dan aku bukan orang yang sabar menghadapinya. Sesungguhnya aku seorang perempuan yang lemah." Maka Allah menurunkan surat Al- mumtahanah ayat 10. "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada orang-orang kafir (suami- suami mereka). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang- orang kafir itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tidak ada dosa bagimu menikahi mereka apabila kamu bayarkan kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta kembali mahar yang telah kamu berikan; dan (jika suaminya tetap kafir) biarkan mereka meminta kembali mahar yang telah mereka bayarkan (kepada mantan istrinya yang telah beriman). Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS Al Mumtahanah: 10)

Al Walid dan Ammaroh dua saudara kandung Ummu Kultsum, kemudian menyusul ke Madinah untuk bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka berkata: "Ya Muhammad, apakah engkau melanggar perjanjian antara engkau dan kami?" Rasulullah menjawab: "Allah telah membatalkan perjanjian itu dengan apa yang telah Ia ajarkan kepada kita tentang perempuan." Dan kedua saudara Ummu Kultsum itu pun pergi meninggalkannya di Madinah. Hari berlalu dan Zubair bin Awwam, Zaid bin Haritsah, Abdurrahman bin Auf, Amr bin Ash hadir untuk melamar Ummu Kultsum. Ia bingung, siapa yang harus ia pilih diantara sahabat- sahabat mulia ini? Ia pun menemui saudara seibunya yaitu Utsman bin Affan untuk bermusyawarah. Utsman menyarankan agar ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan memilihkan baginya. Maka Rasulullah menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah dan lahirlah dari pernikahan itu Zaid bin Zaid dan Ruqoyyah. Keduanya wafat saat masih anak-anak. Kemudian Zaid menceraikannya dan ia menikah dengan Zubair bin Awwam. Dari pernikahan ini lahirlah seorang anak yaitu Zainab. Zubair bin Awwam saat itu dikenalsangat keras terhadap perempuan. Ummu Kultsum tidak menyukai perangainya dan meminta talak akan tetapi Zubair menolak. Suatu hari ia merajuk kepadanya di bulan terakhir kandungannya. Maka Zubair mentalaknya dan iapun melahirkan. Zubair sempat mengadu kepada Rasulullah dan menginginkan untuk tidak menceraikannya. Dan Rasulullah menjelaskan ia harus memulainya dari awal dengan kembali melamarnya. Akan tetapi Ummu Kultsum tidak menghendaki untuk kembali kepadanya. Kemudian Abdurrahman bin Auf menikahinya dan ia hidup bahagia bersamanya. Dari pernikahan ini lahir Ibrahim dan Humaidan. Hingga Abdurrahman bin Auf wafat, ia kemudian dinikahi oleh Amr bin Ash dan terus hidup bersamanya sampai akhir hayatnya. Ummu Kultsum meriwayatkan hadis dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Bukanlah pendusta ia yang memperbaiki hubungan antara sesama dengan mengatakan yang baik-baik saja." Ibrahim dan Humaidan kedua putranya meriwayatkan hadis ini. Diriwayatkan bahwa para muslimah menemuinya dan meminta nasihat darinya. Maka Ummu Kultsum binti Uqbah mengatakan: "Sesungguhnya hubungan antaramu dengan suamimu harus berdasarkan cinta dan kasih sayang yang dengannya hati kalian berdua bersatu. Dengannya ruh kalian berpadu. Hingga masing-masing kalian menjadi tempat menyimpan rahasia pasangannya dan menjadi penguat dalam kesulitan dan berbagai masalah." Wallahu a'lam bish showab.

0 Response to "Ummu Kultsum binti Uqbah, Dinikahi 4 Sahabat Rasul"

Posting Komentar

visitor


How Many People Visit
How Many People Visit