Selasa, 27 Desember 2016
info islam
Keutamaan Bersiwak dan Faedahnya
TERMASUK sunah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah bersiwak. Siwak
merupakan pekerjaan yang ringan
namun memiliki faedah yang banyak,
baik bersifat keduniaan yaitu berupa
kebersihan mulut, sehat dan putihnya
gigi, menghilangkan bau mulut, dan
lain-lain, maupun faedah-faedah yang
bersifat akhirat, yaitu ittiba kepada
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan
mendapatkan keridaan dari Allah
Subhanahu wa Taala.
Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam, Siwak
merupakan kebersihan bagi mulut dan
keridaan bagi Rabb. (Hadis sahih
riwayat Ahmad, Irwaul Ghalil no 66).
(Syarhul Mumti 1/120 dan Taisir Alam
1/62) Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam begitu bersemangat melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang dia lakukan, hingga beliau bersabda, Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan
kuperintahkan mereka untuk bersiwak
setiap akan wudu. (Hadis riwayat
Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no
70) Kalau bukan karena akan
memberatkan umatku maka akan
kuperintahkan mereka untuk bersiwak
setiap akan salat." (Hadis riwayat
Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no
70 iIbnu Daqiqil Ied menjelaskan sebab
sangat dianjurkannya bersiwak ketika
akan salat, beliau berkata: Rahasianya
yaitu bahwasanya kita diperintahkan
agar dalam setiap keadaan ketika
bertaqorrub kepada Allah, kita senantiasa dalam keadaan yang
sempurna dan dalam keadaan bersih
untuk menampakkan mulianya ibadah.
Dikatakan bahwa perkara ini
(bersiwak ketika akan salat)
berhubungan dengan malaikat karena
mereka terganggu dengan bau yang
tidak enak. Berkata Imam As-Shanani:
Dan tidaklah jauh (jika dikatakan)
bahwasanya rahasianya adalah
digabungkannya dua perkara yang
telah disebutkan (di atas) sesuai
dengan hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari hadits Jabir
Radhiyallahu anhu: Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam terganggu dengannya. (Taisir Alam 1/63) Dan ternyata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak hanya bersiwak ketika akan salat saja, bahkan beliau juga bersiwak dalam berbagai
keadaan. Di antaranya ketika dia
masuk ke dalam rumah. Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani,
beliau berkata: Aku bertanya kepada
Aisyah: Apa yang dilakukan pertama
kali oleh Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam jika dia memasuki rumahnya?
Beliau menjawab: "Bersiwak. (Hadis
riwayat Muslim, Irwaul Ghalil no 72)
Atau ketika bangun malam, Dari
Hudzaifah ibnul Yaman Radhiyallahu
anhu, dia berkata: Adalah Rasulullah
jika bangun dari malam dia mencuci
dan menggosok mulutnya dengan
siwak. (Hadis riwayat Bukhari)
Bahkan dalam setiap keadaan pun
boleh bagi kita untuk bersiwak.
Sesuai dengan hadis di atas. Dalam
hadis ini Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam memutlakkannya dan tidak
mengkhususkannya pada waktu-waktu
tertentu. Oleh karena itu siwak boleh
dilakukan setiap waktu (Syarhul mumti
1/120, Fiqhul Islami wa Adillatuhu
1/300), sehingga tidak disyaratkan
hanya bersiwak ketika mulut dalam
keadaan kotor (Syarhul Mumti 1/125).
Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam sangat bersemangat ketika
bersiwak, sehingga sampai keluar
bunyi dari mulut beliau seakan-akan
beliau muntah. Dari Abu Musa Al-Asyari Radhiyallahu anhu berkata: Aku mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata Uh-uh. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah. (Hadis riwayat Bukhori dan Muslim)
Dan yang lebih menunjukan akan
besarnya perhatian beliau dengan
siwak yaitu bahwasanya diakhir hayat
beliau, beliau masih menyempatkan
diri untuk bersiwak sebagaimana
dalam hadis Aisyah:
Dari Aisyah Radhiyallahu anha
berkata: Abdurrahman bin Abu Bakar
As-Sidik Radhiyallahu anhu menemui
Nabi dan Nabi bersandar di dadaku.
Abdurrahman Radhiyallahu anhu
membawa siwak yang basah yang dia
gunakan untuk bersiwak. Dan
Rasulullah memandang siwak tersebut
(dengan pandangan yang lama). Maka
aku pun lalu mengambil siwak itu dan
menggigitnya (untuk dibersihkan-
pent) lalu aku membaguskannya
kemudian aku berikan siwak tersebut
kepada Rasulullah, maka beliaupun
bersiwak dengannya. Dan tidaklah
pernah aku melihat Rasulullah
bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan
setelah Rasulullah selesai dari
bersiwak dia pun mengangkat
tangannya atau jarinya."
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:
Aku melihat Rasulullah memandang
siwak tersebut, maka akupun tahu
bahwa beliau menyukainya, lalu aku
berkata: Aku ambilkan siwak tersebut
untuk engkau? Maka Rasulullah
mengisyaratkan dengan kepalanya
(mengangguk-pent) yaitu tanda
setuju. (Diriwayatkan oleh Bukhori dan
Muslim) Oleh karena itu berkata sebagian ulama: Telah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak adalah sunah muakkadah karena anjuran Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut. (Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300) Wallahu alam. [Ibnu Abidin As-
Soronji]
0 Response to "Keutamaan Bersiwak dan Faedahnya"
Posting Komentar