Sulit tidur atau insomnia yang berkepanjangan memang sangat mengganggu. Namun, bukan berarti bisa diatasi secara instan dengan minum obat tidur. Obat tidur seharusnya didapatkan sesuai resep dokter.
Dijelaskan dr. Astuti Sp.S (K) dari
Klinik Gangguan Tidur di RSUP Dr.
Sardjito, Yogyakarta, konsumsi obat
tidur tidak boleh sembarangan. "Obat
tidur hanya dipakai jangka pendek,
tidak boleh terlalu lama karena bisa
merusak arsitektur tidur, pasien bisa
adiksi," kata Astuti.
Arsitektur tidur adalah siklus tidur
normal yang dimulai dengan rasa
mengantuk hingga tidur dalam. Jika
arsitektur tidur terganggu, kualitas
tidur pun akan buruk. Selain itu,
konsumsi obat tidur dalam jangka
panjang juga bisa menimbulkan rasa
cemas berlebihan.
Astuti menuturkan, sebelum pemberian obat tidur, yang harus dilakukan adalah memerbaiki kebiasaan tidur. Misalnya, mulai dari berpikiran positif, menciptakan kamar yang nyaman, membatasi waktu tidur siang, hingga mengatur jadwal tidur tepat waktu.
Jika dengan menerapkan kebiasaan
tidur yang sehat tidak ada perbaikan,
bisa dibantu dengan konsumsi obat.
Itu pun obat tidur dalam dosis kecil.
Pasien yang konsumsi obat juga harus
dievaluasi setelah satu minggu
pemakaian.
"Tetap harus diedukasi pasiennya
mengenai tidur yang sehat. Kemudian
dievaluasi, jangan-jangan selama ini
pasiennya enggak patuh. Jadi jangan
buru-buru dengan obat tidur," jelas
Astuti.
Apabila seminggu setelah minum obat
belum juga ada perbaikan, harus diganti dengan obat golongan lain yang bisa memerbaiki aritektur tidur. Pilihlah obat yang efek sampingnya sangat kecil dan tidak menimbulkan adiksi.
Meski dengan efek samping yang
lebih rendah, konsumsi obat pun tetap
tak disarankan lebih dari 10 hari.
0 Response to "Jangan Sembarangan Minum Obat Tidur"
Posting Komentar