DARI Ibnu 'Abbas radhiyallahu Ta'ala
'anhu beliau berkata: Rasulullah
shallallahu 'alayhi wa sallam
bersabda: "Jika salah seorang dari
kalian makan makanan jangan dia
usap tangannya sampai dia menjilat
tangannya tersebut. Atau dia
menjilatkan tangannya
tersebut." (HR. Bukhari no 5035
versi Fathul Bari no 5456. Imam
Muslim no 3787, versi Syarh Shahih
Muslim no 2031)
Kata Ibnu Hajar diriwayatkan oleh
Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Hadis ini menjelaskan tentang salah
satu adab daripada adab dalam
memakan; seorang yang makan
hendaknya dia membersihkan
makanan. Dan ini adab Islam yang
sangat indah agar kita dijauhkan dari
sikap tabdzir dan sikap kufur
kepada nikmat.
Bayangkan kalau makanan yang
lezat belum habis kemudian kita
cuci piringnya atau kita cuci tangan
kita sehingga mengalirlah makanan
tersebut bersama kotoran-kotoran.
Ini merupakan bentuk dari tidak
bersyukur kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
Oleh karenanya, Islam mengajarkan
kita untuk bersyukur atas segala
nikmat yang Allah berikan kepada
kita. Dalam hal makanan, kita
berusaha menghabiskan makanan
tersebut. Seorang makan sesuai
dengan keperluannya.
Dan tatkala dia ambil makanan
tersebut, maka dihabiskan, jangan
sampai ada yang dibuang sehingga
dia menjilat sisa-sisa makanan
yang ada, baik yang ada di
tangannya ataupun yang ada di
piringnya. Maksud Nabi di sini
bukanlah tatkala sedang makan
dijilat-jilat tangannya kemudian dia
makan lagi apalagi tatkala sedang
makan berjemaah, tidak.
Maksudnya adalah di akhir tatkala
selesai makan, selesai makan
dibersihkan. Karena dalam hadis
Rasulullah shallallahu 'alayhi wa
sallam mengatakan: "Kalian tidak
tahu di bagian mana makanan
tersebut yang ada
keberkahannya." (HR Muslim no
3792, versi Syarh Shahih Muslim no
2033 dari sahabat Jabir bin Abdullah
radliyallahu anhu)
Tatkala makanan banyak dihadapan
kita, Allah meletakkan barakah di
sebagian makanan tersebut. Kita
tidak tahu dimana barakah tersebut,
apakah di awal makanan kita, di
tengah makanan atau di akhir
makanan kita. Dan kalau pas kita
mendapati keberkahan makanan
tersebut maka ini akan berpengaruh
dengan ibadah kita;
Keberkahan membuat kita sehat.
Keberkahan membuat kita semangat
untuk beribadah. Ini Allah berikan
keberkahan kepada makanan
tersebut. Maka seseorang berusaha
untuk menghabiskan makanannya
sehingga dia bisa pasti mendapatkan
keberkahan makanan tersebut.
Karena diajarkan bagi kita untuk
menjilat-jilat tangan kita yang masih
bersisa-sisa makanan.
Demikian juga kata Nabi shallallahu
'alayhi wa sallam: "Atau dia jilatkan
kepada orang lain."
Maksudnya yaitu seperti: Antara
suami dan istri. Di antara bentuk
rasa cinta suami dan istri, istri
terkadang menjilat tangan suaminya
atau suami menjilat tangan istrinya.
Dan ini di antara perkara yang
disunahkan, tidak jadi masalah kalau
mereka sedang makan, mereka
saling suap menyuapi atau saling
menjilati jari di antara mereka.
Atau antara ayah dengan anak. Ini
tidak mengapa dan diajarkan dalam
Islam. Oleh karenanya, jangan
dengarkan perkataan sebagian orang
yang merendahkan adab Nabi
shallallahu 'alayhi wa sallam dalam
masalah ini. Mereka mengatakan
"Apa itu Islam, kok adabnya buruk?
Sampai menjilat-jilat jari, ini adalah
perkara yang menjijikkan." Ini tidak
benar.
Maksud Nabi bukan kita menjilat-
jilat jari kita tatkala sedang makan
bersama di tengah makan, akan
tetapi maksudnya adalah setelah di
akhir makan. Untuk menunjukkan
rasa syukur kita kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Tidak ada
sedikit makanan pun yang kita
buang, tapi semuanya kita makan.
Dan kita ingat, masih banyak orang-
orang miskin yang kesulitan
mendapatkan makan dan kelaparan.
Apakah kita kemudian makan
kemudian ada sisanya lalu kita
buang? Seandainya sisa-sisa
tersebut kita habiskan menunjukkan
rasa syukur kita kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Demikianlah apa yang bisa kita
sampaikan pada kesempatan kali ini.
0 Response to "Rasullah Menganjurkan Untuk Menjilati Jari Sesudah Makan"
Posting Komentar