DI masa lalu umat Islam jauh lebih
kuat dan besar dari umat Kristiani.
Bahkan tempat-tempat bersejarah
yang dianggap sebagai tempat
lahirnya nabi Isa sejak masa
khalifah Umar bin Al-Khattab
radhiyallahu 'anhusudah berada di
tangan umat Islam bahkan hingga
pertengahan abad 20. Sebaliknya,
umat kristiani tidak pernah lebih
besar dari umat Islam. Kemajuan
barat di dua abad terakhir ini tidak
bisa diklaim sebagai prestasi agama
kristen, bahkan justru sebaliknya.
Barat bisa maju peradabannya
ketika mereka terbebas dari
kungkungan gereja.
Maka sepanjang 14 abad, pandangan
muslim kepada pemeluk agama
nasrani agak berbeda dengan di
masa sekarang ini. Di masa
kejayaan umat Islam, umat nasrani
dipandang sebagai umat yang
minoritas, lemah, tak berdaya dan
perlu dikasihani. Bahkan di Eropa
yang sebagiannya dikuasai umat
Islam saat itu, begitu banyak
pemeluk kristiani yang dilindungi
dan disubsidi oleh pemerintah Islam.
Pandangan ini kemudian berubah
ketika Barat mengekspansi negeri-
negeri muslim di bawah bendera
salib. Dan kekuatan salib berhasil
menyelinap di balik misi
ipmerialisme yang tujuannya Gold,
Gospel and Glory. Gospel adalah
penyebaran agama kristiani ke dunia
Islam.
Sejak saat itulah gambaran umat
kristiani berubah dalam perspektif
umat Islam. Yang tadinya dianggap
umat yang lemah dan perlu
dikasihani, tiba-tiba berubah
menjadi agresor, penindas, penjajah
dan perusak akidah. Di masa
kekuasaan Islam, ayat-ayat Alquran
dan hadis nabi untuk menyayangi
dan berempati kepada pemeluk
nasrani kelihatan lebih sesuai
dengan konteksnya. Misalnya ayat
berikut ini:
Dan sesungguhnya kamu dapati yang
paling dekat persahabatannya
dengan orang-orang yang beriman
ialah orang-orang yang berkata,
"Sesungguhnya kami ini orang
Nasrani." Yang demikian itu
disebabkan karena di antara mereka
itu terdapat pendeta-pendeta dan
rahib-rahib, karena sesungguhnya
mereka tidak menyombongkan diri.
(QS. Al-Maidah: 82)
Alquran menggambarkan bahwa
orang-orang nasrani adalah orang
yang paling dekat persahabatannya
dengan umat Islam. Sebab mereka
masih mengakui Allah Ta'ala
sebagai Allah, juga mengakui
keberadaan banyak nabi dan
malaikat. Mereka juga percaya
adanya kehidupan sesudah kematian
(akhirat). Apalagi di masa kejayaan
Islam, umat nasrani sangat sedikit,
lemah dan tertindas. Maka di
berbagai pusat peradaban Islam,
umat nasrani justru disebut dengan
zimmy. Artinya adalah orang-orang
yang dilindungi oleh umat Islam.
Nyawa, harta, keluarga dan hak-hak
mereka dijamin oleh pemerintah
Islam. Bahkan suasana itu juga
terasa cocok dengan ayat Allah
Ta'ala yang lain lagi, yaitu tentang
halalnya sembelihan mereka dan
dinikahinya wanita ahli kitab oleh
laki-laki muslim.
Pada hari ini dihalalkan bagimu yang
baik-baik. Makanan (sembelihan)
orang-orang yang diberi Al-Kitab itu
halal bagimu, dan makanan kamu
halal bagi mereka. wanita yang
menjaga kehormatan di antara
wanita-wanita yang beriman dan
wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara orang-orang
yang diberi Al-Kitab sebelum kamu.
(QS. Al-Maidah: 5)
Umat Islam mengizinkan mereka
mendirikan geraja dan haram
hukumnya untuk mengusik ibadah
mereka. Sultan Shalahuddin Al-
Ayyubi bahwa mempersilahkan umat
kristiani untuk merayakan misa
natal di tempat-tempat yang
dianggap bersejarah. Semua itu
adalah gambaran suasana kerukunan
umat beragama yang sesungguhnya,
hasil dari kemajuan peradaban
Islam.
Hubungan Islam Nasrani di Zaman
Kolonialisme
Tetapi semua itu menjadi hancur
berantakan gara-gara kolonialisme.
Keserasian umat Islam dengan
pemeluk nasrani berubah menjadi
perang tiada habisnya. Darah para
syuhada membasahi bumi Islam
tatkala umat kristiani membonceng
mesin perang Barat menjajah negeri,
merampas harta benda, membunuh
muslim dan membumi hangus
peradaban. Umat kristiani yang
tadinya umat lemah tak berdaya dan
dilindungi, tiba-tiba berubah menjadi
kekuatan yang congkak dan berbalik
menjadi penindas umat Islam.
Khilafah Islamiyah yang menyatukan
umat Islam sedunia dicabik-cabik
dan dibelah menjadi puluhan negara
jajahan.
Akibat dari kolonialisme itu,
pandangan umat Islam terhadap
bangsa kristiani pun mulai
mengalami pergeseran. Yang
tadinya lebih banyak menyebut ayat-
ayat tentang kedekatan antara dua
agama, sekarang yang lebih terasa
justru ayat-ayat yang
mempertentangkan keduanya.
Orang-orang Yahudi dan Nasrani
tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk." Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu.
(QS. Al-Baqarah: 120)
Juga ayat ini: Hai orang-orang yang
beriman, jika kamu mengikuti
sebahagian dari orang-orang yang
diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan
mengembalikan kamu menjadi orang
kafir sesudah kamu beriman. (QS.
Ali Imran: 100)
Maka umat Islam berperang
melawan nasrani dan menolak bila
negerinya dipimpin oleh mereka.
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-
orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin; sebahagian
mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa
di antara kamu mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang zalim.
(QS. Al-Maidah: 51)
Wallahu a'lam bishshawab,
wassalamu 'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
0 Response to "Sejak ini Terjadi, Islam Berubah pada Nasrani!"
Posting Komentar