KITA pasti mati, apakah saat ini,
besok, lusa atau entah kapan. Itu
bukanlah suatu masalah besar. Yang
masalah besar adalah apa yang kita
tinggalkan setelah kematian kita dan
apakah kira-kira yang akan kita
dapatkan setelah kematian itu, atau
bagaimanakah kita setelah kematian
itu.
"Siapa yang menanam dia akan
memanen" adalah layak untuk menjadi
renungan kita. Apa yang telah kita
tanam selama ini untuk akhirat kelak?
Beberapa pemilik istana telah
meninggal lama sekali. Di antara
mereka ada yang dikenang dan
kebanyakan mereka adalah dilupakan.
Orang-orang terkaya di dunia sudah
juga banyak yang mati sejak lama. Di
antara mereka ada yang sampai kini
didoakan dan kebanyakan dari mereka
malah sudah tak pernah terdengar
namanya.
Para pendekar yang melegenda juga
sudah banyak yang wafat. Beberapa di
antaranya masih diabadikan sejarah
dengan pujian kehebatannya.
Kebanyakan mereka sudah dilupakan
semua orang.
Bertanyalah sekarang mengapa
sebagian diingat, didoakan dan
diabadikan sejarah dan mengapa
kebanyakan mereka dilupakan dan
dihapus dari ingatan sejarah.
Jawabnya adalah, salah satunya, yang
dikenang dan didoakan itu telah
banyak berbuat kebaikan untuk orang
lain, hidup untuk orang lain, bukan
hanya untuk dirinya. Mereka yang tak
berbuat untuk orang lain, tak punya
pena untuk menuliskan namanya
dalam relung hati orang lain.
Mereka yang dikenang dan didoakan
orang banyak adalah mereka yang
menjadi pusat nilai kebajikan, menjadi
lumbung kemaslahatan, dan menjadi
rujukan kedamaian. Jangan bangga
menjadi pejabat kalau belum
mensejahterakan rakyat. Jangan
bangga menjadi pendekar kalau belum
memberikan rasa aman pada
masyarakat. Jangan bangga menjadi
orang kaya sebelum mampu
membantu orang-orang miskin dan
kelaparan. Hiduplah kini untuk nanti
karena masih ada hari esok setelah
hari ini. Salam,
0 Response to "Kematian Yang Selalu Dikenang"
Posting Komentar