Sabtu, 24 Desember 2016
Orang-orang yang Merindukan Kematian
RASULULLAH Saw ketika bersabda:
"Tasbih bagi para lelaki, dan
tepukan tangan bagi
perempuan." (Hr. Bukhari, Muslim,
Abu Dawud, Tirmidzy dan Nasay).
Hadis mulia ini mengandung
motivasi beramal dengan maksimal,
dan meleburkan gerak dan diam
pada Allah Taala.
Engkau telah banyak melihat dari
komunitas kaum arifin, membuat
isyarat mengenai kondisi rohani, dan
ketika hadir dihadapan-Nya, mereka
menempelkan telapak tangannya.
Jangan sampai anda menyangka
bahwa isyarat mereka itu termasuk
bertepuk tangan. Anda salah. Namun
isyarat itu adalah bentuk kesirnaan
gerakannya hanya bagi Allah, dan
pada gerakan lain, hanya bagi Allah,
karena mereka mati bersama Allah
ketika mereka masih hidup. Karena
itu Allah menghidupkan mereka,
ketika mereka sedang mati.
Ketahuilah bahwa Allah Swt
mempunyai para hamba yang
hatinya dipenuhi rasa cinta kepada
Allah Swt, yang merindukan maut
karena rindu kepada Kekasihnya,
disamping ia sudah sangat tidak
suka dengan kehidupan yang lama di
dunia. Tak ada keindahan bagi
mereka karena belum keluar dari
dunia. Mereka tergelisahkan oleh
lamanya di dunia, dan rindunya
untuk cepat keluar dari dunia, lebih
dahsyat dibandingkan orang yang
kehausan air.
Jika ajalnya tiba, malaikat maut
dengan tujuh puluh ribu malaikat
datang diutus Allah dengan
penghormatan dan salam,
sebagaimana firman Allah Taala:
Orang-orang yang diwafatkan oleh
malaikat yang menyambut dengan
penuh kebajikan sembari mereka
berkata, Salam kepadamu, masuklah
kamu sekalian ke surga, dengan
amal-amal yang kamu sekalian
lakukan.
Begitu pula malaikat mendatangi
orang beriman dengan aroma paling
harum dan wajah paling tampan, lalu
sang mukmin berkata: Selamat
datang, untuk apa kedatanganmu?
Untuk mengambil rohmu, dengan
cara mengambil roh yang
bagaimanakah yang paling kau
senangi? Tanya balik malaikat.
Apabila aku sedang sujud, jawabnya.
Lalu malaikat itu melakukan sesuai
permintaannya, lalu kedua
penjaganya datang dalam salah satu
mengatakan pada yang lain: Kita
punya sahabat dan saudara, telah
tiba waktunya berpisah.
Lantas keduanya berkata bersamaan,
Semoga Allah membalas kebajikan
padamu, dan mengampunimu.
Engkaulah sebaik-baik saudara, dan
engkau benar-benar orang beriman
paling mudah, dan sebaik-baik
langkah bagi dirimu.
Wahai nafsu yang tenang,
kembalilah kepada Tuhanmu dengan
penuh kerelaan dan mendapatkan
rida, dengan penuh riang dan santai
gembira.
Lalu rohnya bicara pada jasadnya,
Semoga Allah membalas padamu
kebaikan dariku, engkau mencintai
kebaikan dan orang yang berbuat
baik. Dan engkau membeci
keburukan dan mereka yang bebruat
buruk, aku menitipkan dirimu pada
Allah.
Sosok jenazah sedang lewat
bertemu Sayyidina Ali Karromallahu
Wajhah ra, lalu beliau berkata, Orang
yang sedang istirahat, atau sedang
menjadi beban.
Siapa yang disebut orang yang
istirahat? beliau ditanya seseorang.
Orang beriman bila mati istirahat
dari beban dunia, dan kesengsaraan
penghuninya, lalu ia berjumpa
dengan rahmat Allah Taala.
Sedangkan orang yang menjadi
beban adalah orang yang menentang
Allah Taala, dan apabila ia mati,
para hamba dan negara bisa
istirahat.
Mamun as-Sulami ra, menegaskan,
Ketika Abdullah bin Muqatil ra, wafat
kami turut memandikan, mengkafani,
dan menguburnya. Tiba-tiba ada
suara lembut dari langit, Segala puji
bagi Allah yang telah
menyinambungkan pecinta dengan
Kekasihnya, dengan hati rela dan
mendapatkan kerelaan-Nya.
Santri dari Abu Abdullah
mengatakan, Aku bermimpi bertemu
Abu Abdullah setelah wafatnya,
dimana ia sedang membakar dupa di
surga. Lalu aku bertanya, Hai Abu
Abdullah, bukankah ini dilarang bagi
kita?
Inilah perjalanan pelayan di
Darussalam, di hadapan Yang Diraja
Semesta..
Dzun Nuun Al-Mishry ra,
dimimpikan setelah beliau wafat,
lalu ditanyakan padanya, Bagaimana
kondisimu?
Aku mohon pada Allah empat
masalah, lalu Allah Swt memberikan
dua saja, dan aku sedang menunggu
yang dua itu.
Apa semua itu?
Kukatakan: Ilahi, bila Engkau
mengambil ruhku jangan Engkau
pasrahkan pada Malaikat maut. Bila
Engkau bertanya padaku, jangan
engkau serahkan pada malaikat
Mungkar dan Nakir. Dan jika Engkau
merendahkan aku jangan Engkau
serahkan pada Malaikat Malik. Dan
bila Engkau memuliakan aku
janganlah Engkau serahkan pada
Malaikat Ridhwan.
Hikayat orang saleh pascamaut
Dikisahkan bahwa Dawud al-Ujly ra,
ketika mati ia dibawa ke kuburnya.
Tiba-tiba ia menyemburkan aroma
wangi. Lalu tukang kuburnya
mengambilnya sebagai minyak
aroma wewangian. Sedangkan
orang-orang sangat takjub
melihatnya. Selama tujuh puluh hari,
tetap saja bau wangi. Lalu penguasa
wilayah itu berusaha mengambilnya
dari orang tersebut, tiba-tiba hilang
begitu saja entah kemana sirnanya.
Ammar bin IBrahim ra mengatakan,
Aku bermimpi melihat perempuan
miskin setelah kematiannya. Wanita
ini sangat senang dengan majlis
dzikir, kusapa ia. Selamat datang
wahai wanita miskin
Jauh sekali wahai Ammar. Wanita
miskin sudah pergi, dan datanglah si
kaya raya, jawabnya.
Kemarilah kataku.
Apa yang kau minta pada orang yang
diberi kewenangan surga dan segala
isinya? katanya.
Dengan apa? tanyaku.
Dengan majelis-majelis zikir.
Lalu apa yang dianugerahkan Allah
Taala pada Ali bin Zadan?
Ia malah tertawa, dan berujar, Allah
memberinya pakaian yang sangat
kharismatik, dan dikatakan padanya,
Hai qori, bacalah, dan naiklah!.
Ibnu Abil Hiwary ra, mengatakan,
Aku bermimpi bertemu Al-Washily,
seakan ia berdiri di angkasa,
padahal seluruh langit penuh dengan
cahayanya, lalu aku bertanya, Apa
yang diberikan Allah Taala padamu?
Sebaik-sebaik Tuhan adalah Tuhan
kami. Dia mengampuni kami dan
memuliakan kami, dan kami
dijadikan sebagai keluarga-Nya.
Kalau begitu beri aku wasiat, kataku.
Hendaknya engkau tetap di majelis
orang-orang yang berzikir, sebab
mereka menurut kami berada di
derajat yang luhur.
Saat Muadz ra, mendekati maut, ia
pingsan, lalu sadar, kemudian
berkata, Temukan aku dengan
orang-orang yang telah diberi nikmat
Allah Taala dari kalangan Nabi,
Shiddiqin dan syuhada, Lalu ia
tersenyum dan berucap Laailaaha
Illalloh Muhammadurrosulullah.
Alhamdulillah. Lalu beliau wafat.
Jafar adh-Dhobby ra mengatakan,
Aku menghadiri ziarah kubur Malik
bin Dinar ra, lalu aku berkata dalam
benakku, Apa ya, yang
dianugerahkan Allah pada Malik?
Lalu kudengar suara dari atas Malik,
Malik selamat dari kehancuran,
selamat dari buruknya penempuhan
Jalan, dan ia telah berada di rumah
kebahagiaan, bertetangga dengan
Tuhan Maha Pengampun..
Alhamdulillah kataku.
Ibnu Bikar mengisahkan, Suatu hari
aku sedang sholat di Mashishoh
(nama sebuah kota). Ketika imam
salam, seseorang tiba-tiba berdiri
dan berkata, Wahai manusia, aku
adalah seorang ahli syurga, dan aku
telah mati hari ini. Kalau ada yang
butuh, datanglah kemari..
Ketika kami sholat ashar, orang
tersebut meninggal.
Harits bin Umar ath-Thai ra sedang
sakit di Arminia. Suatu hari ia
menghadap kiblat dan sholat dua
rekaat, lalu ia berkata di akhir
sujudnya, Ya Allah! Aku memohon
dengan NamaMu yang dengannya
menjadi pengokoh agama, dan
dengan NamaMu yang dengannya
alam semesta mendapatkan rizki,
dan dengan namaMu Engkau
hidupkan tulang-tulang yang remuk.
Bila ada kebaikan padaku di sisi-
Mu, segerakan matiku.
Lalu ia terdiam, dan orang-orang
menggerak-gerakkannya, ternyata ia
sudah mati.
Seseorang pernah melihat Malik bin
Dinar ra, seakan-akan ia ada di
istana di cakrawala, yang tidak bias
digambarkan keindahannya. Apa
yang dianugerahkan Allah Taala
padamu hai Malik? tanya seseorang.
Ia menjawab, Tuhanku menempatkan
aku di istana ini seperti kau lihat
dan Dia memperkenankan diriku
untuk memandangNya manakala aku
rindu padaNya, tanpa bagaimana
atau tanpa padanan.
Walhamdulillaahi robbil alamin.
Ketika guruku Syeikh Manshur ra,
hendak wafat, kami menangis di
dekatnya. Lalu beliau siuman dari
pingsannya, dan berkata: Kematian
pecinta adalah kehidupan tiada
putus-putusnya.
Suatu kaum mati, namun mereka
hidup di tengah manusia.
Lalu beliau berucap, Asyhadu al-
Laailaaha Illalloh, wa-Asyhadu Anna
Muhammadar-Rasulullah,
Shollallaahu alaihi wa-Alihi
wasallam. Lalu takdir menjemputnya
dan ruhnya yang suci membubung ke
hadirat Ilahi Sang Pencipta.
Semoga Allah memberkahi Al-Qutub
Agung Sayyid Ahmad Rifay dan
keluarga tercintanya dan seluruh
muslimin. Salam semoga kepada
para Rasul. Walhamdulillahi
Rabbilalamin.
0 Response to "Orang-orang yang Merindukan Kematian"
Posting Komentar