Sabtu, 24 Desember 2016
Wajah-wajah yang tak Ketakutan di Hari Pengadilan
SEMUA kaum Muslim berkeyakinan
bahwa dunia dan kehidupan ini akan
berakhir. Akan datang suatu saat
ketika manusia berkumpul di
pengadilan Allah Swt.
Alquran menceritakan berkali-kali
tentang peristiwa Hari Kiamat ini,
seperti yang disebutkan dalam surah
Al-Ghasyiyah ayat 1-16. Dalam
surah itu, digambarkan bahwa tidak
semua wajah ketakutan.
Ada wajah-wajah yang pada hari itu
cerah ceria. Mereka merasa bahagia
dikarenakan perilakunya di dunia.
Dia ditempatkan pada surga yang
tinggi. Itulah kelompok orang yang di
Hari Kiamat memperoleh
kebahagiaan.
Tentang wajah-wajah yang tampak
ceria dan gembira di Hari Kiamat,
Rasulullah pernah bersabda, Semua
mata akan menangis pada hari
kiamat kecuali tiga hal. Pertama,
mata yang menangis karena takut
kepada Allah Swt. Kedua, mata yang
dipalingkan dari apa-apa yang
diharamkan Allah. Ketiga, mata yang
tidak tidur karena mempertahankan
agama Allah.
Mari kita melihat diri kita, apakah
mata kita termasuk mata yang
menangis di Hari Kiamat?
Dahulu, dalam suatu riwayat, ada
seorang yang kerjanya hanya
mengejar-ngejar hawa nafsu,
bergumul dan berkelana di teinpat-
tempat maksiat, dan pulang larut
malam.Dari tempat itu, dia pulang
dalam keadaan sempoyongan. Di
tengah jalan, di sebuah rumah, lelaki
itu mendengar sayup-sayup
seseorang membaca Alquran. Ayat
yang dibaca itu berbunyi: Belum
datangkah waktunya bagi orang-
orang yang beriman, untuk tunduk
hati mereka mengingat Allah dan
kepada kebenaran yang telah turun
(kepada mereka), dan janganlah
mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Al-
Kitab kepadanya, kenudian
berlalulah masa yang panjang atas
mereka, lalu hati mereka menjadi
keras. Dan kebanyakan di antara
mereka adalah orang yang fasik (Qs
57: 16).
Sepulangnya dia di rumah, sebelum
tidur, lelaki itu mengulangi lagi
bacaan itu di dalam hatinya.
Kemudian tanpa terasa air mata
mengalir di pipinya. Si pemuda
merasakan ketakutan yang luar
biasa. Bergetar hatinya di hadapan
Allah karena perbuatan maksiat yang
pemah dia lakukan. Kemudian ia
mengubah cara hidupnya. Ia mengisi
hidupnya dengan mencari ilmu,
beramal mulia dan beribadah kepada
Allah Swt., sehingga di abad
kesebelas Hijri dia menjadi seorang
ulama besar, seorang bintang di
dunia tasawuf.
Orang ini bernama Fudhail bin Iyadh.
Dia kembali ke jalan yang benar
kerena mengalirkan air mata
penyesalan atas kesalahannya di
masa lalu lantaran takut kepada
Allah Swt. Berbahagialah orang-
orang yang pernah bersalah dalam
hidupnya kemudian menyesali
kesalahannya dengan cara
membasahi matanya dengan air
mata penyesalan. Mata seperti itu
insya Allah termasuk mata yang
tidak menangis di Hari Kiamat.
Kedua, mata yang dipalingkan dari
hal-hal yang dilarang oleh Allah.
Seperti telah kita ketahui bahwa
Rasulullah pernah bercerita tentang
orang-orang yang akan dilindungi di
Hari Kiamat ketika orang-orang lain
tidak mendapatkan perlindungan.
Dari ketujah orang itu salah satu di
antaranya adalah seseorang yang
diajak melakukan maksiat oleh
perempuan, tetapi dia menolak
ajakan itu dengan mengatakan, Aku
takut kepada Allah.
Nabi Yusuf as. mewakili kisah ini.
Ketika dia menolak ajakan
kemaksiatan majikannya. Mata
beliau termasuk mata yang tidak
akan menangis di Hari Kiamat,
lantaran matanya dipalingkan dari
apa-apa yang diharamkan oleh Allah
Swt.
Kemudian mata yang ketiga adalah
mata yang tidak tidur karena
membela agama Allah. Seperti mata
pejuang Islam yang selalu
mempertahahkan keutuhan
agamanya, dan menegakkan tonggak
Islam. Itulah tiga pasang mata yang
tidak akan menangis di Hari Kiamat,
yang dilukiskan oleh Alquran
sebagai wajah-wajah yang
berbahagia di Hari Kiamat nanti. [ ]
Dari: Renungan-Renungan Sufistik:
Membuka Tirai Kegaiban, Bandung,
Mizan, 1995, h. 165-167
0 Response to "Wajah-wajah yang tak Ketakutan di Hari Pengadilan"
Posting Komentar