Kamis, 05 Januari 2017
Nabi Dan Rasul
Yuk, Teladani Kasih Sayang Rasulullah SAW Kepada Hewan
Nabi Muhammad SAW
mengajarkan, ketika berbuat baik
kepada siapapun mempunyai
pahala di sisi Allah SWT, termasuk
kepada hewan, sehingga membuat
para sahabat heran. “Pada setiap
hati yang basah itu ada
pahalanya” (HR Bukhari), begitu
tutur Nabi. Nabi pun menuturkan,
kisah wanita yang dimasukkan ke
dalam neraka, karena menyiksa
seekor kucing (HR Bukhari).
Sebaliknya, ada seorang pelaacur
Bani Israel, yang diampuni
dosanya dan masuk surga, karena
kebaikannya kepada seekor anjing
(HR Bukhari).
Bahkan, terhadap hewan
sembelihan pun, Nabi Muhammad
SAW mengajarkan akhlak yang
mulia. Pertama, ketika hendak
menyembelih, maka
menyembelihnya dengan pisau
yang tajam, bukan pisau tumpul.
Kedua, tidak menyeret hewan
sembelihan dengan kasar. Ketiga,
tidak menyembelihnya di depan
hewan yang lain. Semuanya ini
ditegaskan Nabi, “Jika kalian
menyembelih hewan, maka
bersikap ihsanlah terhadap
sembelihanmu.” (HR Ibn Majjah).
Begitulah akhlak yang diajarkan
Nabi SAW kepada hewan. Akhlak
inilah yang dijaga, dan
dipraktikkan oleh para penguasa
kaum Muslim. Ketika ‘Amr bin
al-‘Ash, diutus ke Mesir oleh
Khalifah ‘Umar bin al-Khatthab,
untuk menaklukkan negeri Kinanah
itu, beliau mendirikan tenda
(barak). Karena lama tinggal di
tenda (barak) tersebut, akhirnya
tenda itu pun dijadikan sarang
burung merpati. Ketika hendak
pergi, ‘Amr bin al-‘Ash melihatnya,
dan begitu sebaliknya. Namun,
‘Amr bin al-‘Ash membiarkan dan
tidak mengusiknya. ‘Amr bin
al-‘Ash kemudian membangun
perumahan di sekitarnya, sehingga
menjelma menjadi sebuah kota,
yang dikenal dengan nama al-
Fusthath.
Ketika ‘Umar bin ‘Abd al-‘Aziz
menjadi khalifah di era Khilafah
Umayyah, beliau menginstruksikan
rakyatnya untuk tidak
menunggangi kuda, kecuali karena
keperluan. Kepada pembuat baju
besi juga disampaikan, agar tidak
membawa alat-alat yang
memberatkannya, tidak pula
mencocok lambungnya dengan
pisau yang terbuat dari besi di
bawahnya. Kepada wali Mesir,
beliau tulis surat, “Telah sampai
kepadaku berita, bahwa di Mesir
ada seekor unta yang mengangkut
muatan sebanyak 1000 liter.
Karena itu, ketika suratku ini
sampai kepadamu, jangan sampai
aku mengetahui ada yang
membebani untanya lebih dari 600
liter.” [Muhammad bin ‘Abdullah
al-Hakam, Sirah ‘Umar bin ‘Abd
al-‘Aziz].
Hal yang sama juga dilakukan oleh
Khalifah Sulaiman al-Qanuni, di
era Khilafah ‘Ustmaniyyah. Ketika
beliau melihat semut dan
sarangnya yang ada di sebuah
pohon, yang dianggap cukup
menganggu, kemudian pohon
tersebut hendak ditebang, Khalifah
agung itu pun meminta fatwa
kepada para ulama. Para ulama
itupun memberikan fatwa yang
diminta dalam bentuk syair, yang
menyentil rencana sang Khalifah,
“Kalau seorang penguasa hendak
memusnahkan rumahnya, lalu
kepada siapa mereka hendak
mendapatkan perlindungan..”
Jawaban para ulama itu pun
menghentak sang Khalifah agung
itu. Beliau pun akhirnya
mengurungkan niatnya, menebang
pohon yang menjadi sarang semut
itu. Maka, semut-semut itu pun
akhirnya tetap merasakan
ketenangan dan hidup tanpa
terusik sedikit pun oleh ulah
kebijakan penguasa. Begitulah,
akhlak dan kebijakan penguasa
kaum Muslim terhadap hewan.
Begitulah indahnya syariat Islam.
0 Response to "Yuk, Teladani Kasih Sayang Rasulullah SAW Kepada Hewan"
Posting Komentar