Rabu, 11 Januari 2017
Nabi Dan Rasul
Inilah Doa Nabi Nuh dan Peristiwa Banjir Besar
Bagi umat Islam yang pernah
membaca sejarah 25 Nabi dan
Rasul, pastinya mengetahui
tentang kisah Nabi Nuh AS. Ia
diutus oleh Allah SWT untuk
mengajak kaumnya menyembah
Allah SWT. Dan, selama lebih dari
900 tahun berdakwah kepada tiga
generasi dari kaumnya, Nabi Nuh
AS hanya mendapatkan pengikut
sebanyak 70 orang dan delapan
anggota keluarganya.
Nabi Nuh AS berdakwah siang dan
malam, namun kaumnya tak juga
mau menerima kehadirannya
sebagai pesuruh Allah SWT.
Hingga akhirnya, ia memohon
kepada Allah agar kaumnya yang
suka membangkang itu diberikan
pelajaran agar mereka mau
menyembah Allah. Doanya pun
dikabulkan oleh Allah SWT.
Ia diperintahkan untuk membuat
sebuah kapal sebagai persiapan
bila siksa Allah telah datang
berupa banjir. Di dalam kapal
tersebut, nantinya diikutsertakan
pula semua spesies binatang
secara berpasang-pasangan.
Setelah semuanya telah siap,
pengikut Nabi Nuh dan hewan-
hewan telah naik ke kapal, tak
lama kemudian turunlah hujan
lebat sehingga mengakibatkan
banjir besar. Selain mereka yang
berada di atas kapal, tak ada yang
selamat dari banjir tersebut. Dan,
ketika banjir telah reda, kapal Nabi
Nuh kemudian terdampar
(berlabuh) di sebuah bukit yang
tinggi (al-Judy). Peristiwa ini
secara lengkap terdapat dalam
Alquran Surah Nuh ayat 1-28 dan
Hud (11) ayat 25-33, 40-48, dan
89. Cerita serupa juga terdapat
dalam berbagai surah lainnya
dalam Alquran.
Peristiwa banjir besar yang
melanda umat Nabi Nuh ini tidak
hanya terdapat dalam Alquran.
Pada agama lain pun, seperti
Kristen juga diceritakan peristiwa
serupa.
Peristiwa banjir yang
menenggelamkan umat Nabi Nuh
itu, kini telah merebak ke seantero
dunia. Para peneliti arkeologi
berlomba-lomba mengungkap
kebenaran cerita itu dengan
meneliti tempat berlabuhnya kapal
Nuh tersebut.
Seorang warga Schagen, Belanda,
Johan Huibers, membuat replika
kapal Nabi Nuh sekitar dua tahun
lalu. Meski, saat itu masyarakat
mengecapnya "gila", ia tetap
meneruskan proyeknya itu.
Proyeknya tersebut diklaim
sebagai pembuktian kesetiaaan
imannya kepada Tuhan dan
ajaran-Nya.
Bukan hanya kisah Huibers tadi
yang terinspirasi dari kisah Nabi
Nuh. Tapi, cerita tentang bahtera
(kapal) Nabi Nuh telah berpuluh
tahun menjadi inspirasi maupun
perbincangan di kalangan awam,
arkeolog, dan sejarawan dunia.
Hasil temuan mereka pun masih
menjadi kontroversi dan belum
berhasil mengungkap misteri yang
sebenarnya tentang di mana kapal
Nuh terdampar.
Kabarnya, sejumlah peneliti telah
menemukan bukti-bukti valid
tentang keberadaan kapal Nuh itu.
Melalui penelitian selama beratus-
ratus tahun dan mengamati hasil
foto satelit, salah satu situs yang
dipercaya sebagai jejak
peninggalan kapal tersebut terletak
di pegunungan Ararat, Turki, yang
berdekatan dengan perbatasan
Iran. Pemerintah Turki mengklaim
3500 tahun kemudian bangkai
kapal tersebut ditemukan pada 11
Agustus 1979 di wilayahnya.
Bahkan, situs ini telah dibuka
untuk umum dan menjadi objek
wisata. Kini, Gunung Sabalan di
Iran, yang terletak 300 km dari
situs pertama, juga tengah
diselidiki.
Berbagai cara pembuktian pun
dilakukan. Seperti yang terlihat
dari foto-foto lansiran situs
noahsark-naxuan.com, di lokasi
itu tampak sebuah bentuk simetris
raksasa seperti cekungan perahu.
Diduga, tanah, debu, dan batuan
vulkanis yang memiliki usia
berbeda-beda telah masuk ke
dalam perahu tersebut selama
bertahun-tahun sehingga memadat
dan membentuk sesuai bentuk
perahu. Di sekitarnya ditemukan
pula jangkar batu, reruntuhan
bekas permukiman, dan ukiran dari
batu.
0 Response to "Inilah Doa Nabi Nuh dan Peristiwa Banjir Besar"
Posting Komentar