TANDAS-TANDA akan hancurnya
bumi ini kini sedikit demi sedikit
mulai bermunculan. Bumi semakin
menua, dan hal ini terlihat dari
berbagai bencana yang telah terjadi
di berbagai belahan dunia.
Akhir zaman sudah tidak terelakkan
lagi. Dan ada salah satu tanda yang
menjadi kedatangannya, selain apa
yang telah kita lihat saat ini, ialah
kabut. Di antara tanda kiamat yang
besar ialah kabut. Allah berfirman,
Maka tunggulah hari ketika langit
membawa kabut yang nyata, yang
meliputi manusia. Inilah azab yang
pedih, (QS. Ad-Dukhan: 10-11).
Dalil lain yang menunjukkan secara
jelas bahwa kabut adalah salah satu
tanda kiamat adalah hadis riwayat
Muslim dari Hudzaifah ibn Usaid al-
Ghifari. Hudzaifah berkata, Nabi
SAW datang saat kami sedang
berdiskusi. Beliau SAW bertanya,
Kalia mendiskusikan apa? Kami
menjawab, Kami membicarakan
kiamat. Sabda beliau, Kiamat tak
akan terjadi sampai kalian melihat
sepuluh tanda. Lalu beliau menyebut
kabut, Dajjal, hewan melata,
matahari terbit dari sebelah barat,
turunnya Isa ibn Maryam, Yajuz dan
Majuz, tiga khasaf di sebelah timur,
di sebelah barat, dan di Jazirah
Arab- dan terakhir api muncul dari
Yaman yang menggiring manusia ke
tempat mereka berkumpul.
Ibn Masud berpendapat bahwa tanda
kiamat ini (kabut) telah terjadi.
Muslim meriwayatkan dalam
Shahihnya bahwa Masruq
berkata:Kami sedang duduk di
samping Abdullah yang sedang
berbaring. Seseorang mendatanginya
dan berkata, Hai Abu Abdurrahman,
ada seorang tukang hikayat
bercerita di pintu gerbang Kindah. Ia
percaya bahwa tanda kabut telah
datang, yang menimpa nafas orang-
orang kafir dan menimpa pula kaum
mukmin dalam bentuk pilek.
Abdullah pun duduk dan berkata
dengan marah, Wahai sekalian
manusia, takutlah kepada Allah!
Siapa di antara kalian mengetahui
sesuatu, hendaklah ia berbicara
sesuai pengetahuannya. Sebaliknya,
bila ia tidak tahu, hendaklah ia
berkata, Allah lebih tahu. Allah
mengetahui orang yang
mengucapkan Allah lebih tahu
tentang hal yang tak diketahuinya.
Allah berfirman kepada Nabi SAW,
Katakanlah (hai Muhammah), Aku
tidak meminta upah sedikit pun
kepadamu atas dakwahku, dan
bukanlah aku termasuk orang-orang
yang mengada-ngada, (QS. Shad:
86).
Ketika Rasulullah SAW melihat
manusia meninggalkannya, beliau
berdoa, Ya Allah, turunkanlah azab
kekeringan seperti tujuh tahun
kekeringan Yusuf. Lalu mereka
tertimpa bencana kekeringan yang
sangat parah selama setahun,
sampai-sampai mereka memakan
kulit dan bangkai karena kelaparan.
Salah seorang dari mereka melihat
ke langit dan melihat sebentuk
kabut. Lalu Abu Sufyan mendatangi
beliau dan berkata, Hai Muhammad
sesungguhnya engkau datang
membawa perintah untuk taat
kepada Allah dan menjaga
silaturahmi."
"Sekarang kaummu sungguh sedang
binasa, maka berdoalah kepada
Allah untuk mereka. Allah berfirman,
Maka tunggulah hari ketika langit
membawa kabut yang nyata, yang
meliputi manusia. Inilah azab yang
pedih, sampai, Kamu sungguh akan
kembali (ingkar). Beliau bersabda,
Apakah azab akhirat tersingkap?
(Ingatlah) hari (ketika) Kami
menghantam mereka dengan
hantaman yang keras. Sesungguhnya
Kami adalah Pemberi balasan.
HANTAMAN yang keras (al-bathsyah
al-kubra) adalah Perang Badar.
Dengan demikian, tanda dukhan
(kabut), hantaman yang keras,
lizam, dan kekalahan bangsa
Romawi telah terjadi.
Jadi, Ibn Masud berpendapat bahwa
tanda kabut telah terjadi. Beliau
berargumen bahwa azab yang
menimpa orang kafir di akhirat tidak
disingkap kepada mereka,
sedangkan ayat di atas menyatakan
bahwa Allah mengangkat sedikit
azab dari mereka. Pendapat Ibn
Masud ini dipegang oleh sekelompok
salaf seperti Mujahid, Abu- al-
Aliyah, Ibrahim an-Nakhaii, ad-
Dhahhak, Athiyyah al-Aufi, dan Ibn
Jarir.
Ibn Katsir memilih bahwa tanda
kabut belum terjadi. Beliau
menguatkan pendapatnya dengan
hadis Abu Malik al-Asyari RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya Tuhanmu
memperingatkan tiga hal kepadamu.
Pertama, kabut yang menimpa kaum
mukmin seperti pilek dan juga
menimpa orang kafir. Kabut itu
mengepul sampai-sampai keluar
dari setiap organ pendegarannya.
Kedua, hewan melata. Ketiga, Dajjal.
Diriwayatkan oleh Ibn Jarir.
Thabrani juga meriwayatkannya
dengan sanad baik (jayyid). Ibn
Katsir menyebutkan, pendapat bahwa
tanda kabut belum terjadi adalah
pendapat Ali ibn Abi Thalib, Abu Said
Al-Khudri, Ibn Abbas dan Hasan
Basri.
Ibn Katsir mendasarkan pendapatnya
pada:
1. Hadis-hadis shahih dan hasan
yang menunjukkan bahwa tanda
kabut belum terjadi.
2. Ayat, Maka tunggulah hari ketika
langit membawa kabut yang nyata.
Artinya, kabut itu jelas dan nyata
yang dapat dilihat oleh setiap orang,
bukan kabut imajinatif sebagaimana
pendapat Ibn Masud.
3. Ayat, Yang meliputi manusia.
Seandainya itu kabut imaginatif,
tentu ia hanya menimpa penduduk
musyrik Mekkah.
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim
menjelaskan hadis Nabi SAW,
Kiamat tidak akan terjadi sampai
kalian melihat sepuluh tanda
sebelumnya. Di antaranya yang
beliau sebutkan adalah kabut.
Imam Nawawi berkata, Hadis ini
memperkuat pendapat bahwa kabut
mengenai nafas orang-orang kafir,
dan menimpa mukmin dalam bentuk
pilek, dan itu belum terjadi. Tanda
ini akan terjadi menjelang hari
kiamat. Dalam kitab Bad al-Khalq,
pendapat ini disebut, sekaligus
membantah pendapat Ibn Masud.
Sebenarnya itu ungkapan bencana
kekeringan yang melanda kaum
Quraisy, sehingga mereka melihat
sebentuk kabut antara mereka dan
langit. Segolongan ulama
berpendapat dengan Ibn Masud. Ada
juga pendapat lain dari Hudzaifah,
Ibn Umar dan Hasan. Hudzaifah
meriwayatkan dari Nabi SAW
bersabda bahwa kabut itu akan
berada di bumi selama empat puluh
hari. Karenanya, dalam rangka
mempertemukan perkataan-
perkataan ini, dapat diajukan bahwa
bisa jadi ada dua kabut.
0 Response to "Kabut, Tanda-tanda Akan Hancurnya Bumi"
Posting Komentar