PEMAKSAAN agama dan keyakinan
bukanlah hal baru dalam sejarah
kehidupan manusia. Sejak ribuan
tahun yang lalu telah banyak upaya
untuk memaksa seseorang
mengikuti keyakinan tertentu.
Jika melakukan upaya dakwah dan
menyampaikan argumen suatu
agama tentu itu hal yang wajar dan
sah-sah saja. Namun nyatanya
banyak fakta yang menceritakan
pemaksaan agama yang disertai
dengan ancaman. Bahkan tak sedikit
yang berujung pada pembunuhan.
Alquran pun memperhatikan hal ini.
Dengan jelas Allah berfirman, Tidak
ada paksaan dalam (menganut)
agama. (QS.Al-Baqarah:256)
Bahkan Allah mengabadikan suatu
kejadian pemaksaan sekelompok
manusia kepada suatu agama.
Sudah tentu contoh ini diabadikan
oleh Alquran agar tak terulang kali
kejadian serupa. Agar tak ada lagi
yang memaksa seorang untuk
meyakini suatu keyakinan tertentu.
Karena memilih keyakinan adalah
hak yang paling dasar dari seorang
manusia.
Mungkin kita mendengar kisah
tentang Ashabul Uhdud. Banyak
perbedaan pendapat antar Mufassir
tentang siapakah Ashabul Uhdud itu.
Namun kali ini kita akan mengambil
satu pendapat di antara beberapa
pendapat yang lain.
Dikisahkan bahwa Ashabul Uhdud
yang dicela didalam Alquran adalah
kerajaan Abu Nuwas Al-Hamiri yang
bertempat di Yaman. Disebut
Ashabul Uhdud karena mereka
membuat parit yang begitu panjang
lalu menyalakan api di dalamnya.
Kemudian mereka memaksa orang-
orang yang beriman kepada Allah
dan mengikuti agama Nabi Isa untuk
berpindah ke agama Yahudi yang
kala itu telah mengalami banyak
penyimpangan.
Siapa yang mau melepas
keimanannya maka ia selamat dari
api dan siapa yang bertahan dengan
keimanan kepada Allah maka ia
akan dimasukkan ke dalam parit
yang dipenuhi api yang membara.
Ashabul Uhdud adalah mereka yang
menikmati kala melihat orang
mukmin terbakar di tengah api
tersebut. Padahal korban dari
mereka adalah orang-orang lemah
yang tak memiliki dosa selain iman
kepada Allah swt.
Binasalah orang-orang yang
membuat parit (yaitu para pembesar
Najran di Yaman), yang berapi (yang
mempunyai) kayu bakar, ketika
mereka duduk di sekitarnya, sedang
mereka menyaksikan apa yang
mereka perbuat terhadap orang-
orang Mukmin. (QS.Al-Buruj:4-7)
Tidak ada yang diabadikan oleh
Alquran kecuali suatu hal yang
penting. Kisah ini ingin mengajarkan
bahwa Alquran sangat mengecam
berbagai bentuk pemaksaan kepada
agama dan keyakinan.
Poin pentingnya adalah, siapapun
yang melakukan pemaksaan agama
dan keyakinan maka ia seperti
golongan Ashabul Uhdud yang
dikecam oleh Alquran. Seorang yang
memaksakan agama adalah tanda
bahwa ia belum mengerti Islam dan
Alquran. Bahkan mereka telah
melawan ketentuan Allah yang telah
memberi kebebasan kepada setiap
jiwa untuk memilih jalannya. Dan
Allah pun Mengancam orang-orang
seperti ini dalam Firmannya,
Binasalah Ashabul Uhdud (orang-
orang yang membuat parit).
Semoga kita semakin memahami
kandungan Alquran yang sebenarnya,
karena sungguh malang nasibnya
yang selalu digambarkan oleh
perilaku sebagai Muslimin sebagai
kitab yang penuh kekerasan dan
darah padahal tidak ada dalamnya
kecuali rahmat dan kasih sayang.
Dan Kami Turunkan dari al-Quran
(sesuatu) yang menjadi penawar dan
rahmat. (QS.Al-Isra:82).
0 Response to "Allah Tegaskan tak Ada Paksaan dalam Anut Agama"
Posting Komentar